BAB
I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “Keputihan Pada Wanita Usia Subur”.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti ujian semester ganjil di Fakultas Keperawatan Program D IV Bidan Pendidik. Sebagaimana kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun pembahasan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas proposal ini.
Pada kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2011
Penulis
( )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I. PENDAHULUAN…….…………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...1
1.2 Tujuan Pembelajaran…………………………………………………………………2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Keputihan……………………………………………………………………3
2.3 Gejala dan Tanda……………………………………………………………………..4
2.4 Penyebeb Keputihan…………………………………………………………….......4
2.5 Pencegahan dan Penanganannya………………………………………………….7
BAB III. TINJAUAN KASUS
3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Keputihan…………………10
BAB IV. PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..21
3.2 Saran………………………………………………………………………………....21
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Kesehatan reproduksi
merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi serta fungsi-fungsinya dan prosesnya (Widyastuti, 2009).
Kesehatan reproduksi pada
wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intimnya. Tentu kita perlu sadari
bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu hal yang dapat
kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah
sekitar vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila
tidak di jaga dapat terganggu keseimbangan. Bila hal ini terjadi maka akan
timbul gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah satu gejala adanya
gangguan adalah melalui timbulnya keputihan.
Keputihan merupakan istilah
lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut penyakit kandidiasis vaginal
yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit keputihan merupakan masalah
kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebanyak 505 pelajar putri di sekolah
menengah dan perguruan tinggi pernah mengalami keputihan ketika berusia kurang
dari 25 tahun.
Keputihan bisa dikategorikan
normal yaitu berkaitan dengan siklus menstruasi, yang terjadi menjelang ataupun
setelah menstruasi atau bisa juga keluar saat kita sedangmengalami stress atau
kelelahan.
Tetapi ada juga jenis
keputihan akibat suatu gangguan seperti infeksi parasit, bakteri, jamur atau
virus pada vagina. Biasanya keputihan jenis ini bisa bervariasi dalam warna,
berbau, dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau terbakar di sekitar
vagina.
1.2.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Untuk
mengetahui secara umum tentang kesehatan reproduksi pada daerah organ intim
wanita, sehingga dapat mengetahui tindakan atau pencehan apa yang sebaiknya
dilakukan untuk menjaganya dari berbagi infeksi penyakit seperti leukorea (keputihan).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
DEFENISI KEPUTIHAN
Keputihan
merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan
infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar
bibir vagina bagian luar. Jika di biarkan dan tidak ditangani sedini mungkin
infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing,
sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil (Nenk,2009).
Keputihan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
keputihan yang normal dan keputihan yang abnormal. Keputihan normal dapat
terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi
antara hari ke 10-16 menstruasi dan juga melalui rangsangan seksual. sedangkan
keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir
kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangga juga penyakit
karena hubungan kelamin) (Manuaba,2009).
2.2.
GEJALA DAN TANDA KEPUTIHAN
Pada
keputihan normal gejala dan tandanya sebagian besar berkaitan dengan siklus
menstruasi. Biasanya berupa cairan lengket berwarna putih kekuningan atau putih
kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer ataupun kental dan biasanya
pada keputihan yang normal tidak disertai gatal serta akan menghilang dengan
sendirinya.
Sedangkan pada
keputihan abnormal gejala dan tandanya biasanya bisa bervariasi dalam warna,
berbau dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau rasa terbakar disekitar
vagina. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada saluran
kencing (Sallika,2010).
Keputihan
juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya
lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada
yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar (Nenk,2009).
2.3. PENYEBAB KEPUTIHAN
Gangguan yang dapat menimbulkan masalah yaitu:
Ø Candidosis
adalah
penyebab paling umum pada gatal-gatal pada vagina. Jamur menyerang sel pada
saluran vagina dan sel-sel kulit vulva. Pada beberapa wanita, jamur masuk ke
lapisan sel yang lebih dalam dan beristirahat di sana sampai diaktifkan kembali
karena satu alasan. Sel-sel yang terinfeksi yidak terlalu parah gugur ke dalam
vagina sehingga menyebabkan keputihan. Candida masuk ke vagina dari infeksi
jamur pada jalur khusus tetapi mungkin menyebar oleh hubungan seks kelamin.
Candida tumbuh lebih cepat jika lingkungan mengandung glukosa dan lebih umum
terjadi dalam kehamilan atau pada wanita penderita diabetes. Namun tidak
tertutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita lain (Llewellyn,2005).
Ø Trichomoniasis
Cairannya banyak, kental, berbuih
seperti sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila ditekan atau perih saat
buang air kecil (Nenk,2009).
Infeksi vagina terjadi
ketika organisme hidup sangat kecil (disebut trichomonad) masuk ke dalam
vagina, biasanya setelah hubungan kelamin dengan pria yang terinfeksi.
Trichomonas menginfeksi sekitar 1 dalam 10 wanita. Organism ini seukuran dengan
sel darah putih dan mempunyai “bulu getar” serta sebuah ekoryang sangat kuat.
Pada kebanyakan wanita jamur ini hidup dalam saluran vagina yang seperti beledu
dan tidak mennimbbulkan gejala. Pada kebanyakan pria hidupnya dalam saluran
kencing di penis. Tetapi pada beberapa wanita karena sejumlahalasan yang tidak
diketahui, ini menyebabkan gatal-gatal di vagina dan vulva yang cukup parah
(Llewellyn,2005).
Ø Bacterial
Vaginosis
Infeksi
oleh Gardnerella yang berinteraksi dengan baksil anaerobic yang biasanya
terdapat di vagina. Keputihan itu encer, mempunyai bau amis yang tajam, dan
berwarna abu-abu kotor. Ini disebut “amine vaginosis” karena amine diproduksi
dan menghasilkan bau amis.
Ø Virus
HPV (Human Papiloma Virus) dan Herpes Simpleks
Sering
ditandai dengan kondiloma akumminato atau tumbuh seperti jengger ayam, cairan
berbau tanpa disertai rasa gatal.(Llewellyn,2005).
Biasanya
keputihan dapat terjadi pada:
Ø Wanita
usia subur
Ø Wanita
yang sedang hamil
Ø Wanita
dengan berat badan yang berlebih
Ø Wanita
yang terkena penyakitkencing manis
Ø Wanita
yang mengidap penyakit kelainan kelamin
Ø Para
pengguna obat KB dan obat-obatan tertentu
Ø Sering
berbusana dengan busana sangat ketat
Ø Sering
memakai atau menggunakan obat pembilas vagina (kimia) (Nenk,2009).
2.4. PENCEGAHAN DAN PENANGANANNYA
Keputihan dapat dicegah dengan:
Ø Selalu
cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang air, jangan hanya
menyekanya dengan tisu.
Ø Jaga
daerah keperempuanan tetap kering
Ø Hindari
betukar celana dalam dengan teman atau saudara
Ø Potonglah
secara berkala bulu disekitar kemaluan (Sallika,2010).
Ø Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan
dengan berbagai cara seperti menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian
obat atau cara profilaksis (pemakaian obat antibiotika disertai dengan
pengobatan terhadap jasad renik penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan
dini (Nenk,2009).
Penanganan
yang dapat dilakukan adalah:
Ø Melakukan
pemeriksaan dengan alat tertentu untuk mendapatkan gambaran alat kelamin yang
lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan kolposkopi yang berupa alat optik
untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir kemaluan.
Ø Merencanakan
pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.
Ø Beberapa
cara dapat dilakukan, yaitu sebagai penawar saja, obat pemusnah atau pemungkas,
dan melakukan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang senggama, bibir
kemaluan, atau melakukan pembedahan.
Ø Obat-obat
penawar misalnya Betadine vaginal kit, Intima, Dettol, yang sekadar
membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh kuman
penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau
penyuntikan sitostatika. Sedangkan obat pemusnah misalnya vaksinasi,
tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksisiklin, eritromisin,flukonazole,metronidazole,nystatin
dsb.Karena itu, lebih baik mencegah ketimbang mengobati (Nenk,2009).
Seringkali
wanita merasa mampu mengenali sendiri bahwa sedang menderita keputihan tanpa
merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh pemeriksaan secara
lebih detail, namun langsung diobati sendiri dengan obat – obat keputihan yang
dijual bebas. Pada kasus ini, tindakan tersebut cukup berisiko, karena apabila
kurang tepat dalam pengenalan penyakitnya dapat menyebabkan kurang tepat pula
obat yang dipilih, sehingga selain efektivitas terapi tidak tercapai juga akan
berisiko pada munculnya resistensi sehingga jamur semakin kebal dengan obat.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
3.1 MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
DENGAN KEPUTIHAN
1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas
Nama ibu
: Ny. R Nama
Ayah : Tn. A
Umur : 40 tahun Umur : 44tahun
Suku bangsa : Jawa / Indonesia Suku
bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat Rumah : Jl. SM.Raja
Binja Alamat
Rumah : Jl.SM.Raja Binjai
B.
Anamnesa (Data Subjektif)
Pada
tanggal : 1-10-2011 Pukul : 20.00 WIB
Oleh :
Bidan
1. Alasan kunjungan saat ini : Pertama
2. Keluhan :
Keluar cairan berwarna putih kekuningan dan gatal-gatal disekitar daerah vagina
3. Riwayat Menstruasi
:
Haid Pertama :
13 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 2 x ganti doek/hari
Dismenorhea : Tidak ada
Teratur / tidak teratur :
Teratur
Lamanya : + 7 hari
Sifat darah : Encer
Warna darah : Merah
- Obat-obatan yang dikonsumsi : Tidak ada
- Kekhawatiran Khusus :
Rasa cemas terhadap rasa gatal dan keluarnya cairan melalui
vagina
- Pola Eliminasi
BAK :
Frekuensi : + 8 x sehari, Warna:
kuning jernih
Keluhan sewaktu BAK : Tidak ada
BAB :
Frekuensi : 1 x sehari, Konsistensi
: padat
Keluhan
sewaktu BAB : Tidak ada
- Pola istirahat
Siang : 2 jam
Malam : 6 jam
- Seksualitas : 1x seminggu
- Kontrasepsi
yang digunakan : Ada,
kondom
4.
Riwayat penyakit yang pernah di derita
- Penyakit
DM : Tidak ada
- Penyakit
Jantung : Tidak ada
- Penyakit
Hipertensi : Tidak ada
- Penyakit
Liver : Tidak ada
- Penyakit
Rubella : Tidak ada
- Penyakit
TBC : Tidak ada
- Penyakit
Epilepsi : Tidak ada
- Penyakit
PHS : Tidak ada
- Penyakit
Ginjal : Tidak ada
5.
Riwayat penyakit keluarga
- Penyakit
Jantung : Tidak ada
- Penyakit
Ginjal : Tidak ada
- Penyakit
DM : Tidak ada
- Gemelli : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
6. Riwayat alat kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang dipakai: Kondom
7. Riwayat sosial ekonomi
- Status
perkawinan : Sah
- Kawin
umur : 20 tahun
- Suami
umur : 24 tahun
- Lama
perkawinan : 20 tahun
§ Pola
makan dan minum
o
Makan :
3x sehari
o
Jenis makanan yang dimakan: Pagi : nasi + telur + sayur + susu
Siang :
nasi + ikan + sayur + buah-buah
Malam :
nasi + ikan + sayur + susu
o
Minum :
+ 8 gelas / hari
o
Perubahan makan yang dialami : Tidak ada
§ Kebiasaan
merokok :
Tidak ada
Minuman
keras :
Tidak ada
Mengkonsumsi
obat-obatan terlarang : Tidak ada
§ Kegiatan
sehari-hari :
Pekerjaan IRT
§ Tempat
dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan : Di klinik
oleh bidan
C. Pemeriksaan Fisik
1.
Status emosional : Stabil
2.
Pemeriksaan umum BB : 61
kg
TB :
151 cm
3.
Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Pols : 96 x/i
RR :
24x/i
Suhu :
36,50c
4. Kepala :
Kulit kepala : Bersih
: Distribusi rambut :
Merata
5.
Wajah : Oedem : Tidak ada
: Cloasma Gravidarum : Tidak ada
: Pucat : Tidak ada
6.
Mata : Conjunctiva : Merah jambu
: Sklera : Tidak ikterus
: Oedem palpebra :
Tidak ada
7.
Hidung : Polip :
Tidak ada
: Pengeluaran : Tidak ada
8.
Mulut : Lidah : Bersih
: Stomatitis : Tidak ada
: Gigi : Tidak ada caries
: Berlobang :
Ya
: Epulis pada gusi :
Tidak ada
: Tonsil : Tidak meradang
: Pharinx : Tidak meradang
9.
Telinga : Serumen : Tidak ada
: Pengeluaran : Tidak ada
10.
Leher : Luka operasi : Tidak ada
: Kelenjar tiroid :
Tidak ada
: Kelenjar limfe :
Tidak ada
11.
Dada : Mammae : Tidak simetris
: Areola mammae :
Tidak Hiperpigmentasi
: Puting susu : Menonjol
: Benjolan :
Tidak ada
: Pengeluaran dari
putting susu : Tidak ada
12.
Aksila : Pembesaran kelenjar getah
bening : Tidak ada
13.
Abdomen : Pembesaran :
Tidak ada
: Linea :
Tidak ada
: Strie : Tidak ada
: Bekas luka operasi : Tidak ada
: Pergerakan janin : Tidak ada
: Bentuk : Tidak ada pembesaran
Pemeriksaan
khusus kebidanan
14. Genetalia ( Vulva+ Vagina ) :
§ Vulva
Pengeluaran : Ada, Cairan berwarna
putih- kekuningan
§ Kemerahan : Ada,sedikit akibat
iritasi karena daerah vagina sering lembab
§ Perineum :
Bekas luka : Tidak ada
§ Varises : Tidak ada
D. Pemeriksaan Penunjang
Tes
Pap Smear :
Dijumpai adanya parasit Candida albican pada sediaan secret ibu
Pemeriksaan speculum :Dijumpai
adanya cairan yang berwarna putih kekuningan yang menutupi portio
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA,
MASALAH DAN KEBUTUHAN
·
Diagnosis Kebidanan : Ibu PUS dengan keputihan.
Data dasar :
-
Pada pemeriksaan speculum tampak adanya
cairan berwarna putih-kekuningan
yang menutupin portio
- Pada
pemeriksaan mikroskopis dijumpain adanya parasit candida albican pada sampel
sekret ibu
·
Masalah : - Ibu mengalami gatal-gatal
disekitar vagina dan keluar
cairan berwarna putih kekuningan dari vagina ibu
·
Kebutuhan : -
Mengatasi
keluhan yang dialami oleh ibu
- Memberikan
penkes tentang personal hygiene
·
Diagnosis Potensial : Ibu mengalami keputihan
·
Masalah Potensial : Kanker
leher rahim
·
Kebutuhan tindakan Segera
Berdasarkan Kondisi Klien : Kolaborasi dengan dokter obgyn dalam pemberian
terapi.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA
DAN MASALAH POTENSIAL
- Kanker
leher rahim
IV. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN
SEGERA
- Kolaborasi dengan dokter obgyn
V. PERENCANAAN
Tanggal
: 1-10-2011 Pukul
: 20.00 WIB
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Berikan penkes tentang :
-
Masalah yang dialami ibu
-
Personal hygiene
- Minta ibu untuk menjelaskan kembali
informasi yang telah disampaikan
- Lakukan
kolaborasi dengan dokter obgyn
VI. PELAKSANAAN
Tanggal
: 1-10-2011 Pukul
:20.10 WIB
1.
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu, TD :
110/80 mmHg, Pols : 96
x/i, RR : 24 x/i, Suhu : 36,50c, BB : 61 kg.
2. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang :
-
Masalah yang dialami ibu
- Menjelaskan
kepada ibu bahwa ia sedang mengalami keputihan.
Kemerahan
yang terjadi disekitar daerah vagina ibu merupakan iritasi akibat dari sering
lembabnya vagina ibu.
-
Personal Hygiene
§
Mengganti pakaian dalam minimal 2 x sehari
§ Memakai
pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun
§ Tidak
memakai celana jeans yang dapat meningkatkan intensitas jamur di sekitar vagina
ibu
§ Mandi
2x sehari pagi dan sore
§ Mengganti
pakaian setelah mandi dan celana dalam setiap kali basah
3. Meminta
ibu menjelaskan kembali informasi yang telah disampaikan
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn.
VII. EVALUASI
Tanggal
: 1-10-2011 Pukul
: 20.10.00 WIB
1. Hasil pemeriksaan sudah disampaikan kepada
ibu
2. Pendidikan kesehatan telah diberikan
3.
Ibu dapat menjelaskan kembali informasi yang telah disampaikan bidan dengan
baik
4. Ibu setuju dilakukan
kolaborasi dengan dokter obgyn untuk terapi lanjutan terhadap keputihan
yang dialami ibu.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah mengerti rumitnya
kerja dan peran system reproduksi kita, tentu perlu disadari bahwa menjaga
kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu hal yang dapat kita lakukan
adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada daerag sekitar vagina.
Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila tidak dijaga
dapat terganggu keseimbangannya. Bila hal ini terjadi maka bisa timbul gangguan
dan keluhan pada daerah tersebut. Salah satu gejala adanya gangguan adalah
melalui timbulnya keputihan (Sallika,2010).
4.2 Saran
Pada wanita
disarankan untuk tidak menganggap remeh atau biasa adanya pengeluaran cairan
“leukorea (keputihan)” sehingga dianjurkan untuk pemeriksaan khusus atau rutin
sehingga dapat menetapkan secara dini penyebab leukorea (keputihan). Dan diharapkan agar kita semua agar lebih
menjaga kebersihan diri terutama pada bagian Genital (alat kelamin), karena hal
itu dapat mencegah timbulnya bakteri, jamur atau virus pada bagian genital yang
dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti Leukorea
(keputihan) (Manuaba,2009).
DAFTAR
PUSTAKA
Dian.P,
2005. Setiap Wanita, Cetakan ke-11,
Copyright@by Derek Llewellyn-Jones.
Nenk.
2009. Lentera Biru.
Manuaba,
dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita, EGC, Jakarta
Sallika,NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan. Cetakan
ke-2, Bukune. 2010