Senin, 12 Maret 2012

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDUNG AJI BARU KABUPATEN TULANG BAWANG


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Dalam bidang kesehatan, masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan SDM berkualitas sebagai isu sentral pembangunan khususnya menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi. Tingginya AKI di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT, 2003) adalah tertinggi di ASEAN. Penyebab langung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Di dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Sedangkan kejadian partus lama atau partus kasep salah satu penyebabnya adalah ketegangan dan ketakutan yang memperberat rasa nyeri persalinan dan akhirnya memperlambat kelahiran bayi (Jones, 1994). Hasil penelitian Mc.Call dan Here (1960) menunjukkan bahwa morbiditas ibu dan bayi lahir mati pada partus lama 4 kali lebih besar bila dibandingkan dengan partus normal.
Wanita hamil sering khawatir tentang rasa nyeri yang akan mereka alami saat melahirkan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk mengatasi nyeri tersebut.  Intervensi yang dapat dilakukan meliputi beraneka ragam metode persiapan persalinan yang membantu ibu atau pasangan mengatasi rasa tidak nyaman dalam persalinan (Bobak, 2004).
Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor yang ditetapkan (Wall & Melzack, 1994). Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan sindrom nyeri klinik seperti nyeri punggung yang kronik, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai/lengan, nyeri syaraf, sakit gigi, memar, nyeri tulang, terluka, fraktur, terpotong serta keseleo.
Rasa nyeri persalinan dapat dikurangi baik itu menggunakan metode farmakologik maupun non farmakologik yang mana terkait dengan 3 tujuan dasar pengurangan nyeri dalam persalinan yaitu mengurangi perasaan nyeri dan tegang, sementara pasien dalam keadaan terjaga seperti yang dikehendakinya, menjaga agar pasien dan janinnya sedapat mungkin tetap terbebas dari efek depresif yang ditimbulkan oleh obat serta yang ketiga adalah mencapai tujuan ini tanpa mengganggu kontraksi otot rahim   (Hellen Farrer, 1996).
Menurut Melzack dan Wall (1991), penggunaan metode psikologis untuk melawan nyeri berasal dari penelitian yang menunjukkan signifikansi kontribusi psikologis terhadap nyeri, namun metode psikologis seperti “Persalinan alami” dan psikoprofilaksis telah lama mendahului penelitian.
Antara beberapa metode pengendalian nyeri nonfarmakologik dengan komunikasi therapeutik secara verbal maupun nonverbal oleh bidan tentu tak dapat berdiri sendiri. Jika mengacu pada tujuan komunikasi therapeutik, yaitu untuk kesembuhan pasien, maka komunikasi therapeutik  ini amat mendukung dalam relaksasi, postur, ambulasi, psikoprofilaksis, masase dan sentuhan therapeutik serta penciptaan lingkungan emosional persalinan yang mendukung.
Pengurangan rasa nyeri persalingan dengan metode non farmakologik menarik minat peneliti karena hal ini tidak menimbulkan efek samping yang merugikan secara fisik bagi ibu maupun janinnya. Metode ini salah satunya dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan emosional yaitu komunikasi verbal maupun nonverbal bidan terhadap ibu bersalin.
Di Wilayah Puskesmas Gedung Aji Baru, ibu bersalin diberi perlakuan secara umum yang mana berlum teridentifikasi pelaksanaan komunikasi therapeutik yang lebih intensif. Setelah peneliti melakukan studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Gedung Aji Baru  pada bulan November 2007 pada 10 orang ibu bersalin dengan memberikan komunikasi therapeutik yang lebih intensif, maka didapat kesimpulan bahwa sejumlah ibu bersalin tersebut menunjukkan respon yang positif dalam menghadapi nyeri persalinannya.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan  komunikasi therapeutik dengan intensitas nyeri persalinan kala I di wilayah Puskesmas Gedung Aji Baru tahun 2008.

1.2   Identifikasi Masalah

  1. AKI di Indonesia yaitu 307/100.000 kelahiran hidup
  2. Angka kejadian partus lama 6,5% memberi kontribusi terhadap penyebab kematian ibu
  3. Ibu bersalin dengan nyeri hebat berdampak rasa gelisah pada sang ibu sehingga ada efek psikologis yang justru mengganggu, misalnya cardiovascular, respiratory maupun neuroendocrine
  4. Sedikitnya 18000 ibu meninggal setiap tahun di Indonesia karena kehamilan dan persalinan
  5. Rasa nyeri persalinan kala I menduduki skor lebih tinggi daripada nyeri lainnya.
  6. Penanganan secara Farmakologis mempunyai efek depresif yang dapat ditimbulkan oleh organ tubuh.

1.3  Masalah dan Permasalahan


1.3.1        Masalah

Masalah dalam penelitian adalah masih ditemukan angka kejadian partus lama 6,5% memberi kontribusi terhadap penyebab kematian ibu.

1.3.2        Permasalahan

1.      Bagaimanakah distribusi frekuensi komunikasi therapeutik terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan?
2.      Bagaimanakah distribusi frekuensi intensitas nyeri persalinan kala I?
3.      Apakah terdapat hubungan antara komunikasi therapeutik dengan pengurangan intensitas nyeri persalinan kala I?

1.4  Tujuan Penelitian


1.4.1        Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan  komunikasi therapeutik dengan intensitas nyeri persalinan kala I di wilayah Puskesmas Gedung Aji Baru tahun 2008.

1.4.2        Tujuan Khusus

1.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi komunikasi therapeutik terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan kala I.
2.      Untuk mengetahui distribusi frekuensi intensitas nyeri persalinan kala I?
3.      Untuk mengetahui hubungan komunikasi therapeutik dengan intensitas nyeri persalinan kala I.

1.5  Manfaat Penelitian


1.5.1        Bagi Ilmu Pengetahuan

Jika ditemukan korelasi positif antara komunikasi therapeutik dengan pengurangan rasa nyeri persalinan, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan baru dalam ilmu pengetahuan sebagai wacana dalam upaya membantu menurunkan AKI akibat partus lama/partus kasep yang berkaitan erat dengan nyeri pada saat melahirkan.

1.5.2        Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan Pelaksana Pelayanan Kesehatan)

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wacana Bidan dalam memberikan komunikasi therapeutik yang efektif bagi ibu bersalin khususnya dalam pengurangan nyeri persalinan

1.5.3        Bagi Klien/Ibu Bersalin

Diharapkan penelitian ini nantinya bermanfaat bagi ibu bersalin khususnya dalam mengurangi rasa nyeri persalinan yang dialaminya dan memberikan kepuasan terhadap pelayanan kebidanan bagi klien dan keluarganya.

1.6  Ruang Lingkup Penelitan

Penelitian ini bersifat deskripsi korelasi. Sedangkan rancangan adalah cross sectional terhadap ibu bersalin di wilayah Puskesmas Gedung Aji Baru Tulang Bawang. Adapun pokok penelitiannya adalah hubungan komunikasi therapeutik dengan intensitas nyeri persalinan kala I di wilayah Puskesmas Gedung Aji Baru tahun 2008. Sasaran penelitian adalah ibu-ibu bersalin, lokasi diwilayah kerja Puskesmas Gedung Aji Baru baik persalinan yang terjadi di Puskesmas, rumah klien, maupun di BPS Nasheha Sidoharjo Kecamatan Penawartama Tulang Bawang pada bulan Maret sampai dengan April 2008.


2 komentar:

  1. bolh mnta jurnalny gak...

    BalasHapus
  2. kita juga punya nih artikel mengenai 'Intensitas Komunikasi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1839/1/Artikel_10502105.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus